Kamis, 25 Oktober 2012

Taktik dan Strategi pertempuran dengan kapal perang layar

Pada masa itu, kapal perang dibagi tingkatannya menjadi beberapa kelas sesuai dengan tingkat persenjataannya dimana fregat menjadi kapal kelas lima, selain itu ada kapal lebih kecil yakni untuk pengintaian atau sloops/sloops of war yang digolongkan menjadi kapal kelas enam.
Pada abad ke-17 digunakan teknik baru dalam pertempuran laut. Pada masa sebelumnya kapal-kapal membentuk gugus tempur dan menyerang secara acak ke posisi lawan. Maka sejak itu digunakan formasi berbaris tunggal dimana kekuatan diatur sedemikian rupa. Sehingga satu kapal bisa memproteksi kapal lain di belakangnya. Demikian pula bagian haluan dan buritan menjadi terlindungi, utamanya kapal-kapal yang berada di barisan belakang.
Konsep ini yang kemudian disebut sebagai line-of -battle. Kapal-kapal perang yang dikerahkan dalam formasi ini, dipilih dari yang terkuat. Teknik ini bertahan hingga akhir abad ke-18 hingga para laksamana Inggris menemukan taktik baru yang lebih dahsyat. Taktik ini sesuai dengan kapal-kapal yang memiliki turret atau kubah meriam putar pada kapal perangnya. Teknik ini sangat digemari dan digunakan oleh banyak angkatan laut di dunia.
Pada masa ini juga dikenal dengan istilah "di atas angin" dalam hal ini kapal-kapal perang layar mendapat posisi yang cukup baik, dari segi angin untuk kapal layarnya sekaligus juga untuk menembak. Kapal kapal layar yang mendapat posisi yang cukup baik ini umumnya akan memenangkan pertempuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar