Pada masa itu, kapal perang dibagi tingkatannya menjadi beberapa
kelas sesuai dengan tingkat persenjataannya dimana fregat menjadi kapal
kelas lima, selain itu ada kapal lebih kecil yakni untuk pengintaian
atau sloops/sloops of war yang digolongkan menjadi kapal kelas enam.
Pada abad ke-17 digunakan teknik baru dalam pertempuran laut. Pada
masa sebelumnya kapal-kapal membentuk gugus tempur dan menyerang secara
acak ke posisi lawan. Maka sejak itu digunakan formasi berbaris tunggal
dimana kekuatan diatur sedemikian rupa. Sehingga satu kapal bisa
memproteksi kapal lain di belakangnya. Demikian pula bagian haluan dan
buritan menjadi terlindungi, utamanya kapal-kapal yang berada di barisan
belakang.
Konsep ini yang kemudian disebut sebagai line-of -battle. Kapal-kapal
perang yang dikerahkan dalam formasi ini, dipilih dari yang terkuat.
Teknik ini bertahan hingga akhir abad ke-18 hingga para laksamana
Inggris menemukan taktik baru yang lebih dahsyat. Taktik ini sesuai
dengan kapal-kapal yang memiliki turret atau kubah meriam putar pada
kapal perangnya. Teknik ini sangat digemari dan digunakan oleh banyak
angkatan laut di dunia.
Pada masa ini juga dikenal dengan istilah "di atas angin" dalam hal
ini kapal-kapal perang layar mendapat posisi yang cukup baik, dari segi
angin untuk kapal layarnya sekaligus juga untuk menembak. Kapal kapal
layar yang mendapat posisi yang cukup baik ini umumnya akan memenangkan
pertempuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar